Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

Yuk... Kita refresing pagi

 Setiap hari Minggu ibu suka jajalan-jalan pagi. Dengan tujuan supaya badan tetap sehat dan bugar. Padahal dahulu sebelum ibu sakit Asma (sesek napas). Jarang sekali keluar rumah.  Namanya emak-emek kalau sudah ngurus rumah. Terutama bagian dapur waktu dihabiskan di sana. Karena keadaan juga kita harus ektra ketat menjaga agar tubuh tetap fit dan bugar.  Agar imun tetap sehat wal'afiat. Kita harus menjaga seperti :                                               1.Pola hidup sehat baik makanan/minuman   2.Istirahat yang cukup.                           3.Menjaga imun tetap sehat.                      4.Hindari berkerumunan.                            5.Jangan lupa pakai masker.                          6.Rajin cuci tangan apabila sudah keluar rumah /menyentuh benda yang berdebu.            7.Berpikir positif ingat qhodo dan qhodar manuasia.                                                8.Perbanyak ibadah kepada Allah  Dengan rajin jalan sehat. Alhamdulillah, banyak sekali manfaatnya

Melaksanakan PAS di masa pandemi covid. 19

 Mulai hari Senin, 30-11-2020 sampai dengan hari Sabtu, 05-12-2020 .Murid-murid dari jenjang TK, SD, SMP, SMA/SMK sampai Perguruan Tinggi melaksanakan PAS (Penilaian Akhir Semester) 1 .Itu juga tergantung jadwal yang sudah ditentukan oleh pihak Dinas dan hasil rapat Ibu Pengawas,Ibu Kepala Sekolah dan Guru-guru. Untuk murid-muridku kelas 1 dan 2 SD  jadwal PAS  sudah ditentukan yaitu hari Senin, 30-11-2020 sampai dengan hari Sabtu, 05-12-2020.Berkas soal diphoto copy lalu dibagikan ke murid-murid.Untuk dikerjakan di rumah masing-masing. Dengan di bimbing oleh orang tuanya.  Pikiranku merasa risau juga karena hasil nilainya sangat tinggi sekali .Ulangan yang dikerjakan di rumah lebih tinggi. Daripada ulangan yang dikerjakan di sekolah. Sudah jelas kalau di sekolah anak lebih fokus.  Karena tidak ada yang membantu .Betul-betul hasil kerjanya sendiri. Namanya guru pasti bisa mengenal karakter murid-murid. Mana yang sudah bisa menulis,membaca dan tidak bisa membaca serta menulis. Begitu ju
  Ayahku pahlawan keluarga Saya lahir tahun 1966 situasi dan kondisi waktu itu. Kehidupan serba kurang karena menurut orang tuaku. Jamannya lahir orde baru jaman serba susah. Ayahku bekerja sebagai PNS yg waktu itu gajihnya sangat kecil. Harus menghidupi 6 orang anak yg terdiri 5 anak perempuan dan 1 anak laki-laki. Kehidupan serba kekurangan dan anak-anaknya menurut. Apa yg dikatakan oleh orang tuaku. Tidak seperti jaman sekarang serba digital. Alhamdulillah, saya bisa menyelesaikan sekolah sampai tingkat atas. Sekolahku adalah SPG (Sekolah Pendidikan Guru) di kota Bandung.   Di dlm keluarga saya anak paling besar (sulung) adik-adikku ada 5 orang. Terdiri 4 orang perempuan dan 1 orang anak laki-laki .Untuk menyekolahkan anak-anaknya harus pinjam uang dari koperasi di tempat ayahku bekerja. Setiap anak-anak mau melanjutkan sekolah harus pinjam uang ke sana ke mari. Bahkan sering pinjam uang dari rentenir demi sekolah anak-anaknya. Pendidikan di keluargaku beraneka ragam.Anak ke 1 yai

Rasa Kopi & Gula

  Peran Guru dalam analogi kopi, gula dan rasa. Tulisan ini terinspirasi oleh postingan yang beredar di grup Washap beberapa bulan yang lalu. Dalam grup Washap tersebut orang tua murid diibaratkan kopi. Sedangkan guru diibaratkan gula dan murid diibaratkan rasa.   Pada tulisan digambarkan tiga ilustrasi yaitu : Pertama : Jika rasa kopi terlalu pait, maka yang disalahkan adalah gula. Karena gulanya terlalu sedikit.   Kedua : Jika rasa kopi terlalu manis, maka yang disalahkan gula karena terlalu banyak.   Ketiga : Takaran kopi dan gulanya pas, maka yang dipuji adalah kopi yang mantap serta enak.   Menurut sang peminum kopi muantap rasa kopinya serta luar biasa. Analogi di atas menunjukkan posisi guru dalam sistem pendidikan kita. Guru dibutuhkan dan memiliki posisi yang sangat strategis. Tetapi keberadaannya dianggap sebagai pelengkap saja. Jika murid nilainya jelek maka sang pelengkap (guru)  yang disalahkan.   Jika siswa nakal atau prestasi menurun (jeblok). Maka gurulah ya