Ayahku pahlawan keluarga

Saya lahir tahun 1966 situasi dan kondisi waktu itu. Kehidupan serba kurang karena menurut orang tuaku. Jamannya lahir orde baru jaman serba susah. Ayahku bekerja sebagai PNS yg waktu itu gajihnya sangat kecil. Harus menghidupi 6 orang anak yg terdiri 5 anak perempuan dan 1 anak laki-laki. Kehidupan serba kekurangan dan anak-anaknya menurut. Apa yg dikatakan oleh orang tuaku. Tidak seperti jaman sekarang serba digital. Alhamdulillah, saya bisa menyelesaikan sekolah sampai tingkat atas. Sekolahku adalah SPG (Sekolah Pendidikan Guru) di kota Bandung.

 Di dlm keluarga saya anak paling besar (sulung) adik-adikku ada 5 orang. Terdiri 4 orang perempuan dan 1 orang anak laki-laki .Untuk menyekolahkan anak-anaknya harus pinjam uang dari koperasi di tempat ayahku bekerja. Setiap anak-anak mau melanjutkan sekolah harus pinjam uang ke sana ke mari. Bahkan sering pinjam uang dari rentenir demi sekolah anak-anaknya. Pendidikan di keluargaku beraneka ragam.Anak ke 1 yaitu saya lulus dari sekolah SPG, adikku no 2 lulus SMA, adikku no 3 lulus SMA, adikku no 4 lulus STM, adikku no 5 lulus SMEA dan adikku no 6 lulus SMA.

 Berkat perjuangan ayahku kami bisa lulus sekolah tingkat atas. Padahal tidak punya modal untuk membiayai sekolah. Dari beraneka ragam lulus sekolah. Alhamdulillah, saya bisa jadi seorang guru. Adik-adikku bekerja di perusahaan swasta bahkan ada yg hanya jadi ibu rumah tangga. Setelah saya lulus SPG tahun 1987 langsung mengajar jadi guru honor. Dengan diberi honor Rp 10.000 (10 kg beras). Melihat penghasilanku kecil mau mencari pekerjaan yg lain.

 Supaya bisa membantu ekonomi keluargaku. Tetapi ayahku melarang jangan keluar jadi guru. Biarkan saja honor sedikit suatu hari Teteh bisa jadi guru pns harus sabar dan ikhlas. Itu kata-kata ayahku terngiang-ngiang di telingaku sampai saat ini.Sedangkan adikku yg ke 2 dan ke 3 bekerja di perusahaan swasta lumayan gajihnya besar. Bisa membantu peremonomian keluargaku. Saya hanya bisa membantu pekerjaan rumah saja. Krn honorku tdk cukup untuk membiayai keluargaku.

 Adikku yg 2 orang berangkat kerja pagi hari pukul 06.00-20.00.Jadi di rumah saya yg membantu urusan rumah. Sambil mengurus adik-adikku no 4,5 dan 6. Setelah saya mengajar 10 tahun akhirnya mendapatkan jodoh.Pada tahun 1998 saya menikah dan dikarunia 4 orang anak. Hanya sayang anakku yg no 1 meninggal dunia di usia 7 bulan krn keracunan ketuban waktu melahirkan. Begitu juga anakku yg no 3 meninggal dunia di dlm kandungan dlm usia 7 bulan. Pada tahun 2005 saya ikutan demo dari perwakilan guru-guru honor Se-Bandung Raya .Mungkin akibat kelelahan dan stress melihat nasib jadi guru honor .Padahal saya sdh mengikuti tes cpns 5 kali dan tes guru bantu 2 kali.

Mungkin belum rizki saya diangkat jd guru pns. Bahkan suamiku menyuruh keluar jd guru honor.Menyuruhku mengurus rumah tangga. Krn menurut suamiku masalah ekonomi sdh terpenuhi. Rumah sudah punya dan kebutuhan rumah tangga tidak kurang. Hanya saya merasa sudah sayang dan dekat dengan murid-muridku. Jadi mau keluar mengajar merasa tdk tega melihat murid2ku kalau ditinggalkan. Siapa yg mengajar krn di tempatku mengajar kekurangan guru!!! Krn untuk mengikuti tes cpns harus berpendidikan D2 PGSD dari UPI. Pertama suamiku tdk mengijinkan untuk kuliah krn saya baru melahirkan anak pertama baru usia 7 bulan.

 Alhamdulillah, saya dapat dispensasi untuk masuk kuliah ke UPI. Dahulu waktu saya masih gadis sdh pernah mengikuti tes ke UPI 2 kali hanya gagal (tidak lulus). Dengan adanya dispensasi saya bisa kuliah di UPI. Suatu kebahagian bisa kuliah di kampus yg terkenal. Suatu kebahagian pasti ada kesedihannnya. Pada waktu ospek 3 hari anakku yg pertama masuk rumah sakit. Akibat dr keracunan ketuban dari rumah sakit pertama masih bisa minun susu dan makan di rawat selama 4 hr. Krn tdk ada alat jadi anakku dipindahkan ke rumah sakit yg besar di rumah sakit ini anakku meninggal dunia dia di rawat 4 hr.Krn akibat keracunan ketuban ada virus di dlm tubuhnya. Bahkan paru-paru sebelah kiri ada cairan kuning.

Dengan meninggalnya anakku dari keluarga suami menyalahkan kurang terawat anaknya. Saya kuliah dr hari Senin -Kamis (4 hari) dan hr Jumat-Sabtu (2 hari mengajar ke sekolah). Dengan penuh perjuangan agar bisa lulus. Ya, namanya seorang ibu akhirnya saya hamil anak ke 2 waktu kuliah di semester 3. Tetapi semangat untuk kuliah tetap saya jalani dengan semangat hanya cuti 2 minggu sudah masuk kuliah.

 Akhirnya tahun 2001 lahirlah anakku yg ke 2 dan saya lulus kuliah tahun 2002. Pada tahun 2006 saya mengikuti tes cpns yg ke 6 .Pada waktu mengikuti tes ini saya tdk cerita kepada suami krn takut tidak lulus dan suami pasti marah. Awal bulan Januari 2006 tes cpns yg ke 6 akhirnya lulus juga. TMT sk 1 April 2006 turun sk 1 Januari 2007.Di dlm sk tercantum masa kerja honor 18 tahun 9 bulan ada di dlm sk dengan pangkat 2b gajih Rp 2,5 juta. Pada tahun 2007 lahirlah anak yang ke 4 kebetulan anak laki-laki.

 Karena saya ingin melaksanakan cita-cita waktu masih gadis. Akhirnya thn 2008 saya ikutan tes masuk UPI mengambil program S1 PGSD. Dengan banyak rintangan dan hambatan saya lulus di bulan Agustus 2010 wisuda bulan Desembet 2020.Saat ini saya sdh gol 3d dengan gajih Rp 5 juta lebih dan sudah sertifikasi thn 2013 dapat per/tiga bulan sekitar Rp 12 Juta.

 Berkat perjuangan orang tua, suami dan keluarga atas doa-doanya saya bisa berhasil apa yg di cita-citakan. Sekarang usiaku 54 tahun tinggal 6 tahun lagi untuk pensiun. Pada awal Desember 2015 ayahku meninggal dunia. Jadi tanggungjawab keluargaku adalah saya anak yg paling besar (sulung). Tanpa perjuangan dari orang tua. Saya bukan siapa-siapa dan tdk jadi siapapun. Dengan tekat yg kuat, kesabaran, keikhlasan dan berdoa kpd Allah Subhanawataala. Kita belum tentu berhasil dan sukses. Semoga tulisanku ini memberi motivasi untuk generasi muda untuk kerja keras, berdoa bisa kita sukses. 


Komentar

  1. Kerennn, tulisannya sangat runut. Kalau bisa jangan disingkat2 ya penulisannya. Misalnya pada kata krn.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Kamu Dia

Melaksanakan PAS di masa pandemi covid. 19

Sekolahku sepi...