Peran Guru dalam analogi kopi,
gula dan rasa. Tulisan ini terinspirasi oleh postingan yang beredar di grup
Washap beberapa bulan yang lalu. Dalam grup Washap tersebut orang tua murid
diibaratkan kopi. Sedangkan guru diibaratkan gula dan murid diibaratkan rasa.
Pada tulisan digambarkan tiga
ilustrasi yaitu :
Pertama : Jika rasa kopi terlalu pait, maka yang disalahkan adalah
gula. Karena gulanya terlalu sedikit.
Kedua :Jika rasa kopi terlalu manis, maka yang disalahkan gula
karena terlalu banyak.
Ketiga : Takaran kopi dan gulanya pas, maka yang dipuji adalah kopi
yang mantap serta enak.
Menurut sang peminum kopi muantap
rasa kopinya serta luar biasa. Analogi di atas menunjukkan posisi guru dalam
sistem pendidikan kita. Guru dibutuhkan dan memiliki posisi yang sangat
strategis. Tetapi keberadaannya dianggap sebagai pelengkap saja. Jika murid
nilainya jelek maka sang pelengkap (guru)
yang disalahkan.
Jika siswa nakal atau prestasi
menurun (jeblok). Maka gurulah yang disalahkan. Tetapi kalau murid berprestasi
maka orang tualah yang merasa bangga. Serta membusungkan dada dan membanggakan
siapa dulu orang tuanya???...
Menurutku analogi tersebut di
atas ada benarnya juga. Apalagi kondisi saat ini guru rawan dikriminalisasi
atau mendapatkan tindakan kekerasan dari orang tua seperti banyak kasus-kasus
yang membuming di jagat raya ini. Contoh :Guru di bunuh murid, guru dilaporkan
ke polisi krn mencukur rambut muridnya dll.
Walaupun demikian posisi guru
yang dianalogikan sebagai gula bukan berarti menjadi posisi yang rendah diri.
Guru harus memiliki kepercayaan diri karena mengajar dan mendidik murid
merupakan tugas pokok dengan segala konsekuensinya. Walaupun dianggap sebelah
mata, kopi akan terasa pait tanpa gula. Sewangi apapun wangi kopi, rasanya akan
pait dan tidak enak apabila di minum.
Gula banyak manfaatnya bujan
hanya dijadikan sebagai pemanis kopi. Tetapi digunaksn sebagai pemanis makanan
dan minuman. Artinya guru memiliki banyak peran dan fungsi. Bukan hanya di
sekolah saja, tetapi dilingkungan masyarakat. Guru banyak yang dipercaya
menjadi imam mesjid,ketua RT/RW ,ketua KPPS dan organisasi masyarakat lainnya.
Orang tua sebagai kopi jangan
merasa tinggi hati. Tetapi wajib berterima kasih kepada guru sebagai gula yang
memaniskan kopi. Sehingga enak untuk di minum kopinya. Murid yang dianalogikan
sebagai rasa juga penting. Karena kalau lidah sudah kehilangan rasa. Seenak
apapun makanan dan minuman yang disajikan tidak akan bisa dinikmati.
Berdasarkan uraian di atas
tersebut. Maka antara gula, kopi dan rasa pada dasarnya saling melengkapi.
Tidak ada yang merasa dirinya paling penting. Orang tua menitipkan anaknya
kepada guru. Seorang guru mendidik murid-murid yang dititipkan oleh orang tua
dengan sebaik-baiknya. Murid harus belajar dengan sungguh-sungguh. Harus hormat
baik kepada orang tua maupun kepada guru.
Hubungan baik antara pihak
orang,guru dan murid harus tetap terjaga. Oleh karena itu komunikasi menjadi
hal yang sangat penting untuk dilakukan. Berbagai kasus kekerasan dan
kriminalisasi terhadap guru di sekolah banyak disebabkan oleh miskomunikasi.
Murid miskomunikasi ketika mendapatkan hukuman disiplin dari guru. Orang tua
miskomunikasi ketika mendengarkan laporan sepihak dari anaknya yang telah
dihukum oleh guru.
Gurupun kadang-kadang
miskomunikasi terhadap sikap dan perilaku murid. Misalnya :Ada murid senang
mukul-mukul bangku /meja di dalam kelas. Guru menegurnya karena dianggap
membuat keributan. Padahal mungkin murid tersebut memang berkat jadi penabuh
drum. Ada murid masuk sekolah kesiangan. Guru langsung menghukumnya murid .
Padahal mungkin murid tersebut membantu orang tua di rumah. Terjalin komunikasi
efektif antara orang tua, guru dan murid perlu di bina dengan baik.
Ada beragam jenis kopi tetapi
rasanya sama-sama pait. Kecuali kalau sudah dicampur gula dengan takaran yang
pas. Rasanya akan enak seperti wangi kopi sangat menggoda bagi para
penikmatnya.Tidak ada istilah warung gula. Tetapi namanya warung kopi (Warkop).
Walaupun berlabel Warkop ada didalamnya jenis makanan dan minuman lainnya.
Penggemar kopi bisa menghabiskan bergelas-gelas kopi. Dalam sehari dan bisa
duduk berlama-lama di warung kopi.
Kopi adalah ikon utama yang
artinya orang tua.Orang tua dalam mendidik serta membimbing putra-putri di
rumah dalam keluarga. Gula adalah ikon utama yang artinya guru di sekolah
.Sebagai guru harus bijaksana, sabar dan ikhlas. Dalam mendidik murid-murid di
sekolah. Baik mendidik, membimbing dan mengajar. Rasa adalah ikon utama artinya
murid murid. Sebagai murid harus mematuhi tata tertib di sekolah. Bagi murid
yang melanggar tata tertib otomatis mendapatkan hukuman.
Dari bulan Maret sampai Oktober
2020 negara kita terserang pandemi covid. 19. Otomatis belajar daring/PJJ
.Orang tua tidak bisa mengajar seperti guru. Karena guru ada ilmunya bagaimana
cara menjelaskan pelajaran. Seorang guru tidak bisa digantikan oleh siapapun.
Walaupun era digital sudah menjalar kemana-mana.Tetapi belajar harus dibimbing
oleh guru. Semoga tulisanku ini bermanfaat untuk kita, Aamiin Ya Robalalamin.
Memang peran guru yg mendidik tidak tergantikan meski oleh teknologi canggih.
BalasHapusAlhamdulillah... Trimks, Bunda Nini sdh mampir ke rumah ibu mantap
BalasHapus