DARI GURU HONORER MENJADI GURU PNS KARENA DARI KEGAGALAN MENJADI SUATU KEBERKAHAN DI MASA DEPAN (Oleh SRI YAMINI GURU SDN BABAKAN SINYAR 4 KEC.KIARACONDONG BANDUNG )

Pada tahun 1987 saya baru lulus sekolah dari suatu sekolah di kota Bandung. Sekolah tempat saya belajar bernama SPG R.A KARTINI BANDUNG. Setelah lulus dari sekolah saya bingung harus kerja apa ???karena saya hanya punya bekal ijazah guru, dalam mencari pekerjaan tahun itu untuk diangkat jadi guru pns sangat susah. Akhirnya saya minta ijin kepada ayahku untuk melamar jadi guru, tetapi masuk jadi guru honorer, karena untuk jadi guru pns harus testing CPNS. Tidak disangka dan tidak diduga saya bertemu dengan guru SD waktu saya masih sekolah di SD. Saya melamar jadi guru honorer pada tanggal 01-07-1987 dan diberikan kepercayaan menjadi wali kelas yaitu guru kelas 3. Hari pertama merupakan pengalaman yang pertama bertemu wajah dengan anak perempuan dan anak laki-laki. Di depan kelas saya memperkenalkan diri kepada mereka anak yang lugu, polos, bersih, cantik dan cakep. Murid kelas diantara teman-teman yang pandai ada beberapa anak yang tidak pandai. Saya mencoba mengecek membaca dan menulis ( dikte ). Setelah saya tes semua murid. Ada beberapa siswa yang belum bisa membaca.Supaya murid kelas 3 bisa membaca semuanya. Kalau mau pulang sekolah ada waktu 1 jam saya memanggil murid yang sudah selesai mengerjakan tugas-tugas. Lalu di tes membaca secara bergiliran dan murid tersebut pulang ke rumahnya. 

Apabila ada murid yang belum menyelesaikan tugasnya di tunggu sampai tugas-tugas tersebut selesai. Dari kegiatan membaca sebelum pulang mengurangi murid yang tidak bisa membaca. Ada juga murid yang lama sekali mengerjakan tugas-tugasnya. Bukan tidak bisa tetapi sambil bermain-main. Di biasakan juga sebelum belajar yaitu mendikte kata-kata dengan cara mengulang-ngulang kata oleh gurunya.Di biasakan membaca secara bergiliran dan mendikte supaya membantu murid yang belum tahu huruf-huruf dan cara membaca dan menulis ( dikte ) yang benar.Kegiatan di sekolah yang saya paparkan di atas diulang-ulang setiap hari. Alhamdulillah murid yang tidak bisa membaca dan menulis ( dikte ) terbantu dengan kegiatan tersebut. Tetapi dari murid 40 orang, kalau kenaikan kelas masih ada yang belum lancar membaca. Mereka baru mengenal huruf-huruf dan mengejanya. Satu tahun sudah berlalu saya jadi guru honorer, banyak suka dukanya. 

Dari belajar menilai hasil pekerjaan murid, membuat soal ulangan harian, uts, uas,ukk sampai mengisi rapot. Begitu juga mengenal dari kepala sekolahnya sampai teman-teman guru adanya yang baik, judes, sombong dan yang menganggap guru honorer di mata guru senior. Guru honorer dipandang guru yang tidak mempunyai skill. Saya setiap hari selalu menerima perlakukan tidak manusiawi kejadiannya yang menyedih, sakit hati kecewa,menyenangkan.Dari perlakukan dari guru-guru senior yang selalu menganggap rendah kepadaku, menganggap aku guru honorer yang bodoh. Misalnya contoh setiap mau menjelang uts,uas,ukk. Dalam membuat soal-soal sudah dibiasakan harus guru yang membuatnya secara berkelompok dari jenjang kelas. 

Tujuannya membuat soal berkelompok untuk mengetahui sampai mana kedalaman materi pelajaran dari guru yang satu dengan guru yang lain. Sedangkan soal uts,uas,ukk pada tahun 1987 sudah dicetak oleh Departemen Pendidikan & Kebudayaan. Dari soal-soal yang saya buat dari teman-teman guru ada yang tidak ingin memakai soal buatanku. Kata guru senior terlalu mudah katanya dan murid mudah mengerjakan soal-soal tersebut. Jadi saya hanya sebagai penonton saja dan tidak menghargai pekerjaanku yang sudah susah payah, tetapi tidak dipakai. 

Dengan kejadian tersebut saya tidak dimasukkan ke dalam team pembuatan soal. Saya merasa tidak dihargai sudah begadang siang dan malam membuat soal-soal tersebut. Tetapi tidak jadi masalah, saya dibelakang guru-guru senior selalu membuat soal sendiri dan diberikan kepada murid-muridku.Dari soal yang kubuat, ternyata soalnya 90% hampir sama dengan buatan dari Departemen Pendidikan & Kebudayaan. Dari kejadian tersebut murid-muridku mendapatkan nilai-nilai yang bagus. Diantara murid-muridku yang berjumlah 40 orang ada yang mendapat nilai paling tinggi satu orang mendapatkan nilai 100 sampai nilai paling kecil 50. 

Dari kejadian tersebut tadinya guru senior memandangku rendah timbul ada kepercayaan dari mereka. Tetapi saya tidak besar kepala atas kemenanganku dalam pembuatan soal-soal tersebut. Tahun Pelajaran 1988-1989 saya dipercaya oleh bapak kepala sekolah mengajar murid-murid kelas 5. Tukaran dengan guru pns yang dulu pernah menolak pembuatan soal-soal uts,uas,ukk. Beliau guru kelas 5 menjadi mengajar murid-murid kelas 3,sedangkan saya jadi mengajar kelas 5. Mulailah babak awal yang sangat menyedihkan, mengecewakan dan menyakitkan hati di tahun 1988. Guru senior yang beralih fungsi mengajar jadi membenciku,karena menganggap saya sudah merebut murid kelas 5. Saya meminta kepada bapak kepala sekolah untuk kembali mengajar murid kelas 3. Tetapi kepala sekolah tetap teguh kepada pendiriannya, bahwa saya harus tetap mengajar murid kelas 5. Sejak beralih fungi dari guru kelas 3 menjadi guru kelas 5 banyak kejadian yang sangat menyedihkan, mengecewakan hatiku. Setiap waktu istirahat guru tersebut selalu kecut mukanya, kadang-kadang memalingkan muka. Saya tidak peduli dengan semua kejadian tersebut.

Karena saya merasa tidak salah, bukan kemauan saya. Dari keberhasilan saya dalam membuat soal-soal, akhirnya guru pns menghargaiku. Soal yang kubuat selalu dipakai oleh beliau. Pada tahun 1991 saya ikut tes cpns yang ke 2 untuk masuk jadi guru pns. Saya mengikuti tes cpns tersebut ternyata gagal (TIDAK LULUS ). Hatiku sangat sedih, kecewa dan hancur cita-citanya ingin jadi guru pns. Selama 1 minggu saya kecewa sekali, tetapi saya percaya kepada kekuasaan dari Allah Subhanwataala menakdirkan belum waktunya lulus. Hari demi hari waktu yang sangat mengecewakan sudah berlalu. Saya biasa mengajar seperti biasa dan teman-teman guru mulai percaya kepada kemampuanku. Pada tahun 1994 saya coba mau melanjutkan kuliah ke IKIP dengan mengambil jurusan D2 PGSD IKIP Bumi Siliwangi Bandung. Tes ke IKIP merupakan tes yang pertama ( KE 1 ) ternyata saya gagal ( TIDAK LULUS ). Sama hatiku hancur,sedih, kecewa.

Tetapi saya menyadari bukan saatnya untuk bisa kuliah, saya percaya akan keagungan dari Allah Subhanawataala mungkin belum waktunya dalam hatiku berbicara. Pada tahun 1996 saya ikut tes cpns yang ke 2 untuk masuk jadi guru pns. Saya mengikuti tes cpn tersebut ternyata gagal (TIDAK LULUS ). Hatiku sangat sedih, kecewa dan hancur cita-citanya ingin jadi guru pns. Pada tahun 1996 saya coba mau melanjutkan kuliah ke IKIP dengan mengambil jurusan D2 PGSD IKIP Bumi Siliwangi Bandung. Tes ke IKIP merupakan tes yang kedua ( KE 2 ) ternyata saya gagal ( TIDAK LULUS ).Pada hari Senin,06-04-1998 saya menikah dengan seorang laki-laki yang baik, rajin sholat,puasa dan punya pekerjaan tetap yaitu bekerja di PT.PINDAD.Saya punya anak pertama lahit,09-02-1999 baru 6 bulan usianya. Saya mencoba mengikuti Tes ke IKIP yang ke 2 Jurusan D2 PGSD UPI Bandung, Alhamdulillah lulus, 

Baru 3 hari kuliah, suamiku datang ke Kampus UPI menyebutkan anakku masuk rumah sakit karena waktu bayi keracunan ketuban.Saya minta ijin tidak masuk kuliah.Anakku di rawat di rumah sakit ke 1 selama 3 hari ternyata harus dirujuk ke rumah sakit yang besar. Pindah lagi dirawatnya ke rumah sakit ke 2 di sana kata dokter, anakku paru-paru sebelah kiri sudah habis dimakan virus karena ada cairan warna kuning. Di rumah sakit ke 2 anakku di rawat selama 4 hari. Waktu malam kelihatan anakku sehat dan tersenyum, hatiku senang bahwa anakku akan cepat pulang itu kira-kira jam 24.00.Ternyata dugaanku salah jam 05.00 anakku meninggal dunia. Saya,suami dan keluarga menangis. Ternyata Allah berkata lain selain ada kebahagiaan saya bisa lulus dan masuk kuliah, anakku meninggal dunia. Itu namanya takdir. 

Pada 2000 saya ikut tes cpns yang ke 3 untuk masuk jadi guru pns. Saya mengikuti tes cpns tersebut ternyata gagal (TIDAK LULUS ). Hatiku sangat sedih, kecewa dan hancur cita-citanya ingin jadi guru pns. Setelah. Pada tahun 2001 saya lulus kuliah di UPI jurusan D2 PGSD, Pada tahun 2003 saya ikut tes Guru Bantu yang ke 1 dinyatakan TIDAK LULUS. Begitu juga pada tahun 2004 tes Guru Bantu yang ke 2 juga sama TIDAK LULUS.. 

Pada tahun 2005 saya ikut tes cpns sama TIDAK LULUS juga, waktu itu saya lagi hamil anak ke 3 sampai keguguran karena saya stress tiap tes cpns tidak lulus saja. Kata suamiku sudah saja tidak usah ikut tes cpns karena sudah gagal 5 kali dan sudah saja keluar mengajarnya, urus saja anak kita yang kedua. Saya bingung antara rumah tangga dan sudah sayang kepada murid-muridku. Walaupun saya diberi honor pada tahun1987 hanya Rp 10.000,( 10 kg beras ) dan pada tahun 2005 honorku Rp 300.000. Saya diam saja tidak menjawab apa yang dikatakan oleh suamiku. Saya masih tetap mengajar jadi guru honorer, walaupun suamiku sudah melarang harus keluar. 

 Pada bulan Januari 2006 ada tes cpns saya tidak mengatakan pada suamiku. Saya dan teman2ku ikut tes cpns yang ke 6. Alhamdulillah saya dan teman2ku yang ikut tes cpnsnya lulus. Saya mengatakan kepada suamiku bahwa saya sudah lulus tes cpnsnya. Suamiku sangat senang dengan perjuanganku yang sudah mengajar dengan masa kerja 18 tahun 9 bulan. Pada pembagian SK pada bulan Januari 2007 di dalam SK tertulis tmt 01-07-2006 dengan diberi gajih sebesar Rp 2.500.000/bulan. Pada tahun 2008 saya mengikuti tes S1 PGSD untuk melanjutkan kuliah ke UPI dan dinyatakan lulus . Alhamdullah kuliahku sukses dan pada bulan Agustus 2010 saya lulus dengan IP-3.40. Alhamdulillah segala sesuatu kegagalan, kalau kita melaksanakannya dengan sabar, ikhlas dan tidak materialistik dan rajin beribadah dan percaya akan keagungan Allah Subhanawataala. 

Pada tahun 2014 saya lulus mengikuti PLPG dan pada bulan Januari – Maret tahun 2015 saya mendapatkan tunjangan sertifikasi sekitar Rp 10 juta. Dari tunjangan tersebut saya dipakai sekitar Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 digunakan untuk biaya pengembangan diri dan ATK . Karena dengan tunjangan tersebut saya menggunakan dana tersebut dengan sebaik-baiknya. Pemerintah sudah menjelaskan bahwa tunjangan sertifikasi sebagiannya harus digunakan untuk pengembangan diri. Karena saya ingin jadi guru yang kreatif,inovatif dan menyenangkan dengan hasil karya-karyanya. Dari tahun 2008 sampai saat ini saya mengikuti berbagai grup komunitas, baik di FB,WA,TELEGRAM, SEMINAR,DIKLAT,WORKSHOP. Contohnya saya mengikuti Grup : 
1. Diklat Online dari Komunitas Guru Melek IT ( DOGMIT ) guru pembimbingnya adalah Pak Sukani dari Jakarta, sudah punya 4 sertifikat. 

2. Grup di FB saya masuk ke grup Forum Guru Republik Indonesia, Guru Geblog,Teacher Writing Camp ( TWC ) dsb. 

3. Teman2 guru Di FB dari Sabang sampai Meraukue dengan jenjang pendidikan dari Guru TK,SD,SMP,SMA,SMK,Kepala Sekolah, Pengawas dan Dosen ,sudah mencapai 1.224 orang. 

4. Grup WA 
a). KOMUNITAS PEGIAT LITERASI JABAR 
b). GURU PEMBELAJAR JABAR KE 1 
c). SRIKANDI WA DI SEKOLAH 
d).PGRI KIARACONDONG BANDUNG 
e) .ALUMNI EDMODO di IGI dan SEAMOLEC 
f) .BUKU DIGITAL di IGI dan SEAMOLEC 
g) .ANIMASI DRAWING di IGI dan SEAMOLEC 
h) .Teacher Writing Camp ( TWC ) Batch 6 

5. Grup TELEGRAM 
a) SAGUSABLOG ( Satu Guru Satu Blog ) di IGI dan SEAMOLEC 
b) SAGUSANOV di IGI dan SEAMOLEC 
c) LECTORA INDONESIA CLUB 

Itulah pengalamanku selama menjadi guru dalam mencari ilmu pengetahuan baik tatap muka maupun online. Ada yang gratis dan yang bayar merupakan pengorbanan,tantangan dan hambatan. Semoga cerita yang saya paparkan bisa menjadi cerminan bagi bapak/ibu guru dalam mencari ilmu bisa dimana saja,kapan saja dan waktunya bisa disesuaikan dengan kegiatan dengan jam pengajar kita di sekolah.Masa kerja saya sudah 30 tahun dan terima kasih kepada Allah, kedua orang tuaku, suamiku dan saudara-saudaraku, teman-teman guru yang sudah mendoakan dan memberikan bimbingannya kepadaku. Tanpa orang-orang yang hebat,kreatif, inovatif dan menyayangiku, menghargaiku, memberikan dukungan baik moral dan spritual. 

Untuk suamiku dan anak-anakku yang sangat mendukung segala kegiatanku. Walaupun saya suka meninggalkan rumah karena mengikuti Seminar,Diklat,Workshop,Diklat Online. Saya suka meninggalkan rumah dan keluarga dari 1-10 hari. Baik kegiatan yang gratiss dan bayar biayanya sendiri.Dari kegiatan tersebut saya suka mendapatkan bayaran juga tetapi saya bukan mencari uang tetapi saya ingin jadi guru yang kreatif,inovatif dan menyenangkan dalam mengajar ataupun di dalam keluarga sebagai ibu rumah tangga, di sekolah sebagai guru, di masyarakat sebagai anggota WNI yang baik. Saya ingin jadi guru yang berguna bagi keluarga, tetangga, masyarakat, negara dan pemerintah . Semoga Allah Subhanawataala selalu melindungi dan memperlancar segala kegiatanku yang positf, Amin Yrb

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harapan Untuk Indonesia

Ucapan HUT Guru yang ke 76 sangat terharu

CIPTAKAN PELUANG MELALUI LITERASI DIGITAL