CITA-CITAKU SEJAK KECIL INGIN JADI GURU

Kegiatan  PTMT di sekolah sebelum murid-murid
masuk ke dalam kelas berjemur dulu 5-10 menit

Tantangan #Hari Kamis Menulis# tanggal 18-11-2021.Dengan tema tentang "Guru ".Penulis akan menceritakan ingin menjadi seorang guru judul "Cita-cita sejak kecil ingin jadi guru". 

Logo KamisMenulis

Dahulu penulis merupakan seorang anak yang pemalu dan pendiam. Keluargaku termasuk keluarga menengah ke bawah (miskin). Ayahku seorang pegawai negeri yg pangkat paling rendah.Penulis merupakan anak yang paling besar dan mempunyai 5 adik. Terdiri 4 adik perempuan dan 1 adik laki-laki.

 Waktuku sekolah baru bisa membaca di kelas 3 SD.Bagaimana bisa belajar rumahku sempit. Hanya ada 1 kamar, ruang tamu bersatu dengan ruang dapur. Ya… namanya rumah sewa yang tidak layak huni. Karena terbuat dari bambu dan papan. Kalau hujan besar, keluargaku mengungsi ke rumah tetangga yang lebih kuat.

Karena takut ambruk rumahnya. Tetapi… Alhamdulillah, rumah yang terbuat dari bambu dan papan kuat juga. Sampai penulis naik ke kelas 6 baru pindah ke rumah kontrakkan yang layak huni. Pindah ke lingkungan yang lebih sehat dan asri. 

Di sekolah SD penulis sangat senang kepada guru-guru SD yang sabar dalam mengajarku membaca (dikte). Sampai diriku bisa membaca dan menulis. Namaku guruku di kelas 4 Bunda Hj Ayat Maryati, guru kelas 5 Bapak Drs. Adeng Tersana (Almarhum) dab guru kelas 6 Bapak Muslim Ismail.

Ketiga guruku tersebut menjadi motivasi untuk meraih cita2ku jadi guru. Setelah lulus SD masuk sekolah SMP dan lulus sekolah SMP. Melanjutkan ke sekolah SPG (Sekolah Pendidikan Guru) di Bandung.

Pada waktu sekolah guru, penulis ikut magang di sekolah yang dahulu belajar. Selama magang hampir 3 tahun. Dibimbing oleh guru-guruku yang sangat perhatian dan mengarahkanku untuk menjadi seorang guru yang baik.

Setelah lulus di sekolah guru tahun 1987 .Tidak disangka bertemu dengan mantan guruku di kelas 6 SD. Beliau sudah jadi seorang Kepala Sekolah. Lalu mengajakku untuk mengajar di sekolahnya. Dengan sebutan guru honor yang digajih dari uang sumbangan orang tua murid (BP.6). Dibayar sebesar Rp 10.000/ bulan ( 10 kg beras).

Tetapi niatku tetap ingin mengabdikan ilmuku jadi seorang guru. Walaupun honorku tidak manusiawi. Tiap hari berangkat dari rumah jalan kaki. Dengan jarak tempuh 30 menit bolak-balik. Masuk sekolah pagi dari jam 07.00-12.00, jam 06.00 sudah berangkat. Masuk sekolah siang jam 12.00 -17.00 sudah berangkat dari rumah jam 11.00.

Tanpa terasa mengajar jadi guru honor sdh 10 tahun. Akhirnya pada tanggal 6 April 1998 menikah dengan seorang pria yg bekerja sebagai TNI. Pada tanggal 9 Pebruari 1999 lahir anakku yang pertama dengan jenis kelamin perempuan. Baru berusia 7 bulan anakku meninggal dunia. Krn waktu bayi keracunan ketuban. Pada waktu anakku meninggal.

Penulis sedang menjalankan ospek masuk perguruan tinggi negeri di Bandung. Untuk mengikuti program kuliah D2 PGSD sebagai syarat bisa jadi guru PNS. Setelah anakku pertama meninggal dunia. Dengan jarak 1 thn kemudian penulis punya anak kedua dengan jenis kelamin perempuan. Pada tanggal 1 Januari 2001. Waktu itu lagi kuliah semester 3. Penuh perjuangan ingin menjadi guru PNS. Dengan mengurus bayi sambil kuliah dan sambil mengajar.

Akhirnya pada tahun 2001 lulus dari kuliah program D2 PGSD. Beberapa kali gagal tes 5 kali CPNS dan tes 2 kali Guru.Pada tahun 2005 ikutan demo ttg tes CPNS. Waktu itu sedang hamil anak ke 3. Sampai keguguran karena sebagai mediator dengan pemerintahan pada waktu itu. Mungkin stress juga tes CPNS 5 kali gagal dan 2 kali tes Guru Bantu gagal juga.

Sampai suamiku menyuruh berhenti jadi guru honor. Mungkin tidak ada garisan jadi guru PNS kata suamiku. Tetapi penulis membantah kepada suami untuk masih mengijinkan untuk mengajar. Walaupun honorku pada waktu itu masih minim yaitu Rp 45.000/bulan. Suamiku sudah memberi uang bulan Rp 800.000/bulan.Ditambah kalau dapat bayaran dari yang ngontrak rumah suka dikasih lagi.

Sebelum menikah denganku, suami sudah punya 1 rumah yg terdiri 6 kamar dan 2 lantai. Sedangkan setelah menikah mengontrak rumah dekat sekolah. Kalau mengisi rumah suamiku kejauhan. Jarak tempuh 1 jam/hari. Alhamdulillah… tiap tahun ada rizki tambahan selain uang bulanan.

Pada tanggal 1 Januari 2006 penulis mengikuti tes CPNS yang ke 6 tanpa memberitahukan kepada suamiku. Karena takut tidak lulus lagi. Nanti suamiku marah lagi dan menyuruh keluar jadi guru honornya. Karena sudah sayang dan cinta kepada pekerjaan. Walaupun di gajih tidak manusiawi. Tetap ingin mengajar dalam mendukung program pemerintah (Program Pendidikan Dasar 6 tahun) untuk anak-anak  usia sekolah.

 Akhirnya kalau sudah rizki tidak akan kemana???

Pada 1 April 2006 Penulis lulus tes CPNS yang ke 6. Dengan perjuangan dan penuh tantangan serta luka-liku kehidupan. Tanpa terasa masa kerja honorku mencapai 18 Tahun 9 Bulan.Setelah lulus beberapa bulan kemudian penulis dipanggil oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Untuk mendapatkan SK CPNS dengan Golongan 2B masa kerja 18 Tahun 9 Bulan. Jadi masa kerja honorku tempel dan dimasukkan sebagai penghargaan dari Pemerintah Kota Bandung. Pada waktu itu pendidikanku D2 PGSD lulusan dari UPI Bandung. Dengan rasa sedih,terharu dan bangga penulis menerima SK tersebut dari Bapak Walikota Bandung.Tertera dalam SK tersebut mendapat gajih Rp 2.500.000/bulan.

Setelah satu tahun mengikuti “DIKLAT PRAJABATAN” selama 10 hari di Lembang.Pada saat mengikuti diklat harus meninggalkan bayi berusia 5 bulan. Anakku yang ke 4 berjenis kelamin laki-laki.Berbagai pertimbangan dan karierku tetap berjalan. Akhirnya dengan rasa sedih terpaksa meninggalkan anakku selama 10 hari. Anakku diasuh oleh tetangga selama suamiku bekerja.

Diklat selesai pulang ke rumah rasa rindu terhadap anak-anakku yang ke 2 dan ke 4. Begitu bertemu anak-anakku langsung keduanya digendong dan diciumi rasa kangen seorang ibu. Waktu mau menyusui anakku yang berusia 5 bulan. Tiba-tiba asiku tidak ada dengan rasa panik langsung menyeduh susu ibu menyusui. Alhamdulillah …air susuku mengalir lagi. Anakku yang bayi merasa senang dan tenang tidur dipangkuanku.

Pada tahun 2018 melanjutkan kuliah ke Sarjana ( S1 PGSD ) di UPI Cibiru-Bandung. Tidak daftar ke UPI Pusat yang di Bumi Siliwangi dekat Ledeng –Lembang. Karena kalau pulang kuliah sore waktu kuliah D2 PGSD ke rumah bisa pulang habis adzan Isya. Di UPI Pusat kendaraan kalau sudah sore menjelang malam pada pulang. Jadi daftar ke UPP UPI yang di Cibiru di sana kendaraan sampai 24 Jam. Karena tempat kuliahku dilalui oleh kendaraan umum antar kabupaten /kotamadya. 

Waktu kuliah juga banyak sekali tantangan dan rintangan. Misalnya : Kalau sedang ujian UTS/UAS baik semester ganjil/genap. Kadang-kadang godaannya yaitu :

a)      Anak yang besar sakit

b)      Anak yang kecil sakit

c)      Ada yang meninggal dunia saudara dari suami

d)     Ada hajatan sunatan/pernikahan dari keluargaku/suami

 Semuanya harus adil jadi suka datang sebelum kuliah.Sedangkan jadwal kuliahku setiap hari Sabtu dan Minggu/Minggu. Begitu juga di sekolah setiap hari Sabtu jadwal diisi oleh guru mata pelajaran. Alhamdulillah…selama kuliah absenku masuk 100%. Walaupun dari pihak keluarga suami diriku dibicarakan. Katanta demi karier anak-anaknya tinggal terus. Anakku yang ke 1 juga meninggal gara-gara ibunya tidak peduli.

Hatiku sakit dikatakan seperti itu.Padahal demi masa depan anak-anakku dan ekonomi keluargaku. Setelah diriku sukses semua menikmati penghasilanku. Pada bulan Desember 2010 penulis di wisuda dengan IP 3,40.

Alhamdulillah…hasil belajar dan kerja kerasku membuahkan hasil yang lumayan nilainya. Kalau belajar setiap malam, buku-buku dll berserakan di kasur dekat anak-anakku tidur. Itu juga kalau suamiku lagi kerja malam. Tetapi kalau ada di rumah belajar di kamar khusus untuk tempat bekerja dan belajar.

Sekarang penulis sudah usia 55 tahun 7 bulan . Masa kerjaku 34 tahun 4 bulan. Kalau masa kerja SK 27 tahun 3 bulan. Pangkatku Gol 3D dengan gajih Rp 5.200.000/bulan .Serta dapat tunjangan sertifikasi sebesar Rp 12.800.000/tiga bulan sekali. Suatu karunia dari Allah Subhanawataala. Kegalalan demi kegagalan kulalui dengan sabar dan ikhlas.Serta dengan berlinang air mata tanda sedih atau bahagia.

Semoga tulisanku ini membawa motivasi untuk yang muda. Kita harus berjuang demi cita-cita kita. Jangan lupa kepada keluarga dan ijin suami.Selama ini suamiku sangat suport dan memberi semangat untuk maju.Begitu keluargaku yang selalu memberi doa dan tenaganya untuk mengasuh anak-anakku. 



 #KamisMenulis
#Grup Cakrawala Blogger Guru Nasional
#Sahabat Lagerunal
#Salam Literasi Digital 

Komentar

  1. Luar biasa perjalanan seorang guru hebat ... balasan terindah dari sebuah keiklasan.Terimakasih motivasi pagi ini bunda...

    BalasHapus
  2. Balasan yang indah dari Allah Swt. atas setiap perjuangan yang hadir dari hati yg tulus dan ikhlas🌹🌹

    BalasHapus
  3. Maasya Allah, perjalanan hidup dan karir sbg guru yg mengharu buru. Sya lebih dulu 16 tahun jd PNS dibanding Mak, tp masa kerja Mak jauh lebih lama hehe.. itu salah satu hikmahnya ya Mak..

    BalasHapus
  4. Ya, Bunda2...Alhamdulillah buah dari kesabaran dan kasih sayang Allah kpd emak. Trimks atas motivasinya mantap

    BalasHapus
  5. Cita-cita yang sama Emak...dari kecil...

    BalasHapus
  6. Kisah perjalanan hidup yg penuh hikmah.

    BalasHapus
  7. Sebuah pengalaman perjalanan seorang guru yang luar biasa. Salut. terima ksih sudah berbagi motivasi dan inspirasi.

    BalasHapus
  8. Kalau mau cita-cita, memang harus terus diperjuangkan selama itu positif dan bisa bermanfaat bagi orang lain.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Kamu Dia

Sekolahku sepi...

Melaksanakan PAS di masa pandemi covid. 19