Damai menjaga tali silaturahmi dalam keluargaku

 

Pada bulan April 1998 saya dan tunanganku resmi menikah. Di dalam mengarungi pernikahan banyak suka dan duka. Saya sebagai istri yang bekerja sebagai guru honor. 

Pasti setiap hari kerja harus meninggalkan anak dan suami di rumah.Tetapi suamiku mengijinkan saya untuk mengajar.Setiap ada waktu dengan suami suka berbicara.

 Mengenai keberlangsungan dalam rumah tangga. Di dalam rumah tangga tidak mau ada perselingkuhan mengenai penggunaan uang. Misalnya saya ingin memberi kepada keluarga suami harus mengijinkan. 

Begitu juga suami ingin memberi uang kepada orang tua.Saya akan mengijinkan supaya diantara kita tidak cekcok. Memang masalah uang suka ramai. 

Bisa-bisa jadi suatu pertengkaran yang hebat.Bahkan bisa menimbulkan antara suami istri bisa bercerai. Alhamdulillah... Dalam keluargaku dan keluarga suami aman-aman saja. 

 Karena saya selalu mengikuti keinginan suami. Apabila mengajak berkunjung ke rumah orang tuanya. Bahkan memberi uang bulan dan oleh-oleh setiap berkunjung. 

Saya pribadi suka juga memberi uang jajan untuk kedua mertuaku. Sekarang rumah tanggaku hampir ditempuh 23 tahun. Dikarunia 4 orang anak. Yang terdiri 3 anak perempuan dan 1 anak laki-laki. 

Hanya sayang... Allah Subhanawataala mengambil kembali 2 orang anakku. Yaitu anak ke 1 meninggal dunia usia 7 bulan bayi. Karena keracunan ketuban waktu lahir. 

Sehingga di dalam tubuhnya ada cairan berupa virus.Begitu juga anakku yang ke 3 meninggal dunia. Akibat keguguran usia kandungan 7 bulan .Di dalam tubuh bersarang penyakit Toksoplasma (cacat dalam tubuh). 

Tetapi saya masih bersyukur kepada Allah Subhanawatala masih punya 2 orang anak lagi. Anakku nomor 2 perempuan baru kuliah semester 3. Sedangkan adiknya yang nomor 4 baru sekolah kelas 2 SMP (hanya sekolah di pesantren). 

Kalau dalam rumah tangga suka ada pertengkaran antara suami istri. Tetapi kami bisa menjaga dengan saling menghargai. Serta saling menghormati pendapat masing-masing.Di rumah tangga harus ada rasa kepercayaan satu sama lain. 

Terutama suamiku suka dinas ke luar kota /provinsi. Selama 3 hari sampai 2 minggu. Begitu juga diriku oleh kepala sekolah disuruh mengikuti diklat.Dalam waktu 1-10 hari.Prasangka buruk kami hindari karena ingat dengan anak-anak. 

Semoga di keluargaku selalu damai dan tentram. Dalam menjalin tali silaturahmi antara keluargaku dan keluarga suami. Tulisanku ini mudah-mudahan bermanfaat bagi yang membaca, Aamiin Ya Robalalamin 

Komentar

  1. Semoga selalu bahagia. Mending damai daripada ramai.

    BalasHapus
  2. Dalam rumah tangga harus selalu damai

    BalasHapus
  3. Selalu positif thinking berbùah kedamaian

    BalasHapus
  4. Aamiin Bunda. Damai selalu dengan keluarga.

    BalasHapus
  5. Aamiin, semoga selalu bagahia selalu

    BalasHapus
  6. Aamiin. Semoga bahagia dalam damai senantiasa berkenan memeluk setiap bagian kehidupan kita.

    BalasHapus
  7. Barokallah ya Bu , sakinah hingga ke syurga, Aamiin yra

    BalasHapus
  8. Trimks... Master2 sudah mampir. Betul sekali lebih baik damai daripada ramai. Bisa terpecah belah rumah tangga kita.Motivasi yang luar biasa

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ucapan HUT Guru yang ke 76 sangat terharu

Harapan Untuk Indonesia

CIPTAKAN PELUANG MELALUI LITERASI DIGITAL